Point To Point Mikrotik LHG XL aC Jarak 8 KM Inilah Hasilnya Yang Bikin Penasaran
PTP Mikrotik LHG XL aC Jarak 8 Km - Baik kembali lagi saya menulis di blog ini yang sebetulnya sudah lama banget tidak saya update, kali ini saya akan membahas tentang jaringan yang akhir-akhir ini saya sukai.
routerboard mikrotik adalah salah satu perangkat yang saya pakai untuk membuat sebuah jaringan internet didaerah saya yang belum ada internet kabel masuk seperti telkom dll, sehingga saya dan teman saya berinisiatif untuk meng-online-kan seluruh desa-desa yang belum tercover oleh internet kabel yang cepat unlimited dan terjangkau dimasyarakat.
kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya menggunakan routerboard mikrotik dengan produk kode "RBLHGG-5acD-XL" atau lebih dikenal dengan LHG XL aC, dimana produk ini merupakan pengembangan dari produk LHG terbaru dari mikrotik.
RBLHGG-5acD-XL saya gunakan untuk PTP (point to point) dalam membuat jaringan backbound antara lokasi sumber internet dan repeater yang ada ditengah-tengah antara beberapa desa yang ingin saya cover internetnya.
Berjarak kurang lebih sekitar 8km dengan hambatan dataran medium tapi cukup terasa sekali halangannya, jadi disisi AP (access point) menggunakan "RBLHGG-5acD-XL" disisi client (station) juga menggunakan "RBLHGG-5acD-XL" ini.
Kenapa saya menggunakan 2 produk yang sama? jawabannya saya ingin sebuah kestabilan antara kedua sisi sehingga bisa mendapatkan hasil yang maksimal, tidak kalah sebelah atau pincang gampangane hehe..
berikut ini adalah gambaran menggunakan airlink UBNT
disisi AP saya menggunakan tiang pipa setinggi kurang lebih 15 meter dengan total ada 3 pipa yang saya gunakan, dengan menggunakan kabel utp cat5e micore.
berikut ini gambaran disisi AP.
sedangkan disisi client (station) ketinggian sekitar 28 meter dengan menggunakan tower triangle, bisa dilihat seperti ini gambarnya.
lalu bagaimana dengan signal yang didapat dengan menggunakan LHG XL aC ini? dengan jarak kurang lebih 8 km bisa mendapatkan signal -59 sampai -60 stabil diantara angka tersebut.
dari perkiraan saya yang akan cuma bisa mendapatkan signal -65 ternyata bisa lebih setelah dipointing lebih maksimal lagi, intinya pointing sangat berpengaruh sekali dalam hal membuat jaringan PTP menggunakan antena 27dBi seperti LHG xL ini.
selain signal yang paling penting adalah throughputnya, tentu dengan protokol yang berbeda akan didapatkan throughput (maksimal data yang bisa dilewati) yang berbeda pula ya, dengan menggunakan protokol nstreme cuma mencapai 110MB-an, dengan NV2 bisa mencapai 200MB-an sedangkan dengan protokol 802.11aC bisa mencapai hampir 300MB-an.
jadi setiap lokasi mungkin akan berbeda-beda hasilnya, tergantung crowded (ramai) atau tidaknya sinyal dilokasi sekitar, dan juga pemilihan frequensi juga sangat berpengaruh dan juga protokol tidak lupa.
jadi wireless itu dari semua aspek itu akan berpengaruh, mulai ketinggian, loss, halangan, interferensi, band, freQuensi, dan protokol. semua kalau pas akan menghasilkan link yang bagus untuk dilewati data.
intinya dengan PTP menggunakan LHG XL aC ini cukup puas, mungkin ini bisa menjadi referensi teman-teman dan semoga bisa bermanfaat.
routerboard mikrotik adalah salah satu perangkat yang saya pakai untuk membuat sebuah jaringan internet didaerah saya yang belum ada internet kabel masuk seperti telkom dll, sehingga saya dan teman saya berinisiatif untuk meng-online-kan seluruh desa-desa yang belum tercover oleh internet kabel yang cepat unlimited dan terjangkau dimasyarakat.
kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya menggunakan routerboard mikrotik dengan produk kode "RBLHGG-5acD-XL" atau lebih dikenal dengan LHG XL aC, dimana produk ini merupakan pengembangan dari produk LHG terbaru dari mikrotik.
RBLHGG-5acD-XL saya gunakan untuk PTP (point to point) dalam membuat jaringan backbound antara lokasi sumber internet dan repeater yang ada ditengah-tengah antara beberapa desa yang ingin saya cover internetnya.
Berjarak kurang lebih sekitar 8km dengan hambatan dataran medium tapi cukup terasa sekali halangannya, jadi disisi AP (access point) menggunakan "RBLHGG-5acD-XL" disisi client (station) juga menggunakan "RBLHGG-5acD-XL" ini.
Kenapa saya menggunakan 2 produk yang sama? jawabannya saya ingin sebuah kestabilan antara kedua sisi sehingga bisa mendapatkan hasil yang maksimal, tidak kalah sebelah atau pincang gampangane hehe..
berikut ini adalah gambaran menggunakan airlink UBNT
disisi AP saya menggunakan tiang pipa setinggi kurang lebih 15 meter dengan total ada 3 pipa yang saya gunakan, dengan menggunakan kabel utp cat5e micore.
berikut ini gambaran disisi AP.
sedangkan disisi client (station) ketinggian sekitar 28 meter dengan menggunakan tower triangle, bisa dilihat seperti ini gambarnya.
lalu bagaimana dengan signal yang didapat dengan menggunakan LHG XL aC ini? dengan jarak kurang lebih 8 km bisa mendapatkan signal -59 sampai -60 stabil diantara angka tersebut.
dari perkiraan saya yang akan cuma bisa mendapatkan signal -65 ternyata bisa lebih setelah dipointing lebih maksimal lagi, intinya pointing sangat berpengaruh sekali dalam hal membuat jaringan PTP menggunakan antena 27dBi seperti LHG xL ini.
selain signal yang paling penting adalah throughputnya, tentu dengan protokol yang berbeda akan didapatkan throughput (maksimal data yang bisa dilewati) yang berbeda pula ya, dengan menggunakan protokol nstreme cuma mencapai 110MB-an, dengan NV2 bisa mencapai 200MB-an sedangkan dengan protokol 802.11aC bisa mencapai hampir 300MB-an.
jadi setiap lokasi mungkin akan berbeda-beda hasilnya, tergantung crowded (ramai) atau tidaknya sinyal dilokasi sekitar, dan juga pemilihan frequensi juga sangat berpengaruh dan juga protokol tidak lupa.
jadi wireless itu dari semua aspek itu akan berpengaruh, mulai ketinggian, loss, halangan, interferensi, band, freQuensi, dan protokol. semua kalau pas akan menghasilkan link yang bagus untuk dilewati data.
intinya dengan PTP menggunakan LHG XL aC ini cukup puas, mungkin ini bisa menjadi referensi teman-teman dan semoga bisa bermanfaat.